Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) disebut juga Computer Based Test (CBT) adalah sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya. Dalam pelaksanaannya, UNBK berbeda dengan sistem ujian nasional berbasis kertas atau Paper Based Test(PBT) yang selama ini sudah berjalan.
Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Hasil penyelenggaraan UNBK pada kedua sekolah tersebut cukup
menggembirakan dan semakin mendorong untuk meningkatkan literasi siswa terhadap TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Selanjutnya secara bertahap pada tahun 2015 dilaksanakan rintisan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 556 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/MTs, 135 SMA/MA, dan 379 SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri.
Penyelenggaraan UNBK saat ini menggunakan sistem semi-online yaitu soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload)
Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah berencana menambah jumlah sekolah yang melaksanakan Ujian Nasional menggunakan sistem berbasis komputer.
Kepala Pusat Penelitian Pendidikan (Kapuspendik) Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah, Profesor Nizam, Rabu 6 Mei 2015, mengatakan, UN Computer Based Test (CBT) akan ditingkatkan dalam pelaksanaan Ujian Nasional di tingkat SMP.
Nizam mengatakan, UN online memang mempunyai banyak keunggulan, karena dianggap lebih aman dan tidak mudah bocor.
Saat ini, baru 42 Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Indonesia yang melaksanakan UN berbasis komputer. Di DKI Jakarta saja saat ini hanya satu sekolah yang melaksanakan UN berbasis komputer.
"Saat ini, DKI Jakarta baru satu yaitu SMPK 2 Penabur di daerah Gajah Mada. Paling banyak di Jawa Timur ada 11 sekolah dan kedua, Jawa Tengah 8 sekolah, sisanya di daerah lainnya," ujarnya.
Saat ditanya mengapa DKI Jakarta sebagai ibu kota Indonesia yang hanya satu sekolah yang melaksanakan UN berbasis komputer, Nizam mengatakan bahwa penentuan pelaksanaan UN berbasis komputer berawal dari kesiapan pihak sekolah.
"Pada dasarnya pihak sekolah terlebih dahulu yang menyanggupi, kami Kemendikbud hanya memfasilitasi, sejauh ini banyak sekolah yang belum sanggup melaksanakan UN berbasis komputer," ujar Nizam.
Untuk tahun depan, Nizam berharap sekolah yang sudah melaksanakan UN berbasis komputer pada tahun ini, bisa menjadi perintis dan pelopor sekolah lain.
"Kami harapkan seperti itu, sekolah yang tahun ini melaksanakan UN berbasis komputer bisa men-share pelaksanaan UN berbasis komputer kepada sekolah lain," katanya.
Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Hasil penyelenggaraan UNBK pada kedua sekolah tersebut cukup
menggembirakan dan semakin mendorong untuk meningkatkan literasi siswa terhadap TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Selanjutnya secara bertahap pada tahun 2015 dilaksanakan rintisan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 556 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/MTs, 135 SMA/MA, dan 379 SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri.
Penyelenggaraan UNBK saat ini menggunakan sistem semi-online yaitu soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload)
Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah berencana menambah jumlah sekolah yang melaksanakan Ujian Nasional menggunakan sistem berbasis komputer.
Kepala Pusat Penelitian Pendidikan (Kapuspendik) Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah, Profesor Nizam, Rabu 6 Mei 2015, mengatakan, UN Computer Based Test (CBT) akan ditingkatkan dalam pelaksanaan Ujian Nasional di tingkat SMP.
Nizam mengatakan, UN online memang mempunyai banyak keunggulan, karena dianggap lebih aman dan tidak mudah bocor.
Saat ini, baru 42 Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Indonesia yang melaksanakan UN berbasis komputer. Di DKI Jakarta saja saat ini hanya satu sekolah yang melaksanakan UN berbasis komputer.
"Saat ini, DKI Jakarta baru satu yaitu SMPK 2 Penabur di daerah Gajah Mada. Paling banyak di Jawa Timur ada 11 sekolah dan kedua, Jawa Tengah 8 sekolah, sisanya di daerah lainnya," ujarnya.
Saat ditanya mengapa DKI Jakarta sebagai ibu kota Indonesia yang hanya satu sekolah yang melaksanakan UN berbasis komputer, Nizam mengatakan bahwa penentuan pelaksanaan UN berbasis komputer berawal dari kesiapan pihak sekolah.
"Pada dasarnya pihak sekolah terlebih dahulu yang menyanggupi, kami Kemendikbud hanya memfasilitasi, sejauh ini banyak sekolah yang belum sanggup melaksanakan UN berbasis komputer," ujar Nizam.
Untuk tahun depan, Nizam berharap sekolah yang sudah melaksanakan UN berbasis komputer pada tahun ini, bisa menjadi perintis dan pelopor sekolah lain.
"Kami harapkan seperti itu, sekolah yang tahun ini melaksanakan UN berbasis komputer bisa men-share pelaksanaan UN berbasis komputer kepada sekolah lain," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar